Rabu, 12 April 2017

BELAJAR MANAJEMEN PERTANDINGAN MELALUI KEGIATAN PORAK


BELAJAR MANAJEMEN PERTANDINGAN MELALUI KEGIATAN PORAK
Oleh: Irvan Kristivan, M.Pd.


Selesai UAS ganjil sebelum dibagikan raport, itu adalah masa tenggang pembelajaran aktif di kelas. Pada masa tenggang tersebut biasanya peserta didik tidak terlalu fokus untuk belajar melainkan lebih kepada relaksasi pikiran. Begitu pun ibu-bapak guru akan semakin sibuk untuk mengolah nilai dan mengisi raport. maka dari itu perlu lah kegiatan yang bersifat rekreatif dan educative dalam memanfaatkan masa tenggang tersebut. Salah satu kegiatan edukatif dan rekreatif tersebut adalah PORAK (Pekan Olahraga Antar kelas). Ternyata PORAK tidak hanya dilaksanakan di SMP atau SMA, di SD pun bisa dilaksanakan. Hal itu terlihat di SDN Sukamulya yang selalu melaksanakan kegiatan porak sejak tahun 2010. Bahkan kegiatan porak selalu menjadi kegiatan paforit yang selalu dinanti-nanti oleh seluruh peserta didik. Melalui kegiatan porak peserta didik dapat bergembira bersama dan menyalurkan hobinya.
Melalui porak juga peserta didik belajar manajemen, kepemimpinan, sportiftas, kompetitif, dan rasa tanggung jawab. Hal yang paling lugas selain nilai-nilai tersebut adalah belajar mmanajemen pertandingan. Seperti yang terlihat dalam porak di SDN Sukamulya bulan Desember kemarin, seluruh perangkat pertandingan dilakukan oleh peserta didik. Adapun perangkat pertandingan tersebut diantaranya :

Panitia
Panitia pelaksana kegiatan porak adalah ketua kelas (KM) dan wakil KM dari kelas 3 sampai kelas 6. Masing-masing dibagi menjadi 2 panitia. Untuk laki-laki menjadi panitia sepakbola, dan perempuan menjadi panitia hadang (Gobak sodor/galah). Tugas panitia adalah mengatur dan mengkondisikan pertandingan agar pertandingan dapat berjalan dengan sukses. Panitia juga bertugas untuk mengatur dan memilih wasit, instruktur pertandingan, bagan pertandingan,  serta peralatan dan perlengkapan pertandingan.
Wasit
Wasit adalah yang bertugas memimpin jalannnya pertandingan. Wasit yang telah dipilih oleh panitia adalah wasit yang mempu memimpin dan memiliki tanggungjawab yang besar. Bukan hanya itu wasit juga harus menguasai peraturan pertandingan. Maka dari itu wasit yang dipilih oleh panitia adalah aktifis ekskul dari kelas 5 dan kelas enam. Wasit yang bertugas memimpin pertandingan adalah di luar kelas yang sedang bertanding agar lebih pair flay. Maka dari itu dalam kegiatan porak, wasit bisa juga menjadi pemain dengan prinsip dari peserta didik oleh peserta didik untuk peserta didik karena setiap peserta didik berhak untuk ikut serta dalam porak.
Instruktur pertandingan
Instruktur pertandingan (IP) bertugas untuk mencatat semua kegiatan porak. Tugas yang paling sederhana IP adalah mencatat pemenang dalam setiap pertandingan. Dengan mncatat semua pemenang dalam setiap pertandingan maka tidak akan tertukar tim yang sudah menang dan tim yang sudah kalah sehingga pertandingan dapat selesai sampai pertandingan final.

Peralatan dan perlengkapan pertandingan.
Peralatan dan perlengkapan pertandingan yang sederhana dalam sepak bola adalah bola, peluit, bendera hakim garis, scoring seet/bagan pertandingan, serta kostim pemain dan lapangan permainan. Sedangkan untuk hadang peluit, bendera hakim garis, scoring seet/bagan pertandingan, serta lapangan permainan. Jika diperlukan boleh memakai sound dan mix.

Untuk mengatur semua itu, sepertinya hal yang mustahil dilakukan oleh siswa SD. Namun, dalam kenyataannya ternyata peserta didik SD pun bisa melakukannya. Tentu saja dengan arahan dan pengawasan dari gurunya terutama guru penjas. Bagimana pun setiap guru bertugas untuk mendidik peserta didiknya agar lebih mandiri dan berjiwa kepemimpinan. Tentu saja pendidikan tersebut diberikan bukan dengan cara mendikte melainkan mengarahkan agar peserta didik dapat melakukannya dengan senang hati. Sesuatu yang dilakukan dengan senang hati maka akan terasa ringan. Hal itu terlihat pada raut wajah mereka panitia, wasit, dan intruktur pertandingan PORAK SDN Sukamulya yang melakukan tugasnya dengan bahagia, ceria, tanpa ada beban sedikitpun meskipun harus capek, panas-panasan, dan tanpa dibayar se-sent pun. Mereka melakukannya dengan ikhlas dan sukarela.


Penulis adalah guru Penjaskes di SDN Sukamulya Kecamatan Bungursari UPT Dinas Pendidikan Wilayah Barat Kota Tasikmalaya. Pengurus IGORA Kota Tasikmalaya.


Terbit di Majalah Persada Nusantara, Pebruari 2016





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SGFA : BERLATIH BERSAMA COACH BONGSU HASIBUAN

SGFA : BERLATIH BERSAMA COACH BONGSU HASIBUAN FUTSAL adalah cabang olahraga yang menjadi trend remaja masa kini. Pelajar SD, SMP, SMA, Hin...