Senin, 03 April 2017

DEKATKAN BUKU PADA SISWA



DEKATKAN BUKU PADA SISWA
Oleh : Irvan Kristivan, M.Pd.

Kita sering dengar berbagai slogan dan himbauan tentang pentingnya membaca buku, “Buku adalah jendela dunia”, “Buku adalah gudang ilmu”. Slogan itu sudah sangat melekat ditelinga kita. namun, sayang kita selalu lupa bahwa “kuncinya adalah membaca”. Sungguh ironis sekali ungkapan yang begitu bagus hanya menjadi kiasan belaka. Implementasi-nya dalam kehidupan bangsa Indonesia sangat berbeda seratus delapan puluh derajat. Budaya baca masyarakat Indonesia menempati posisi terendah dari 52 negara di kawasan Asia Timur berdasarkan data yang dilansir Organisasi Pengembangan Kerja sama Ekonomi (OECD). Rendahnya budaya baca tersebut  menyebar secara merata di semua segmen masyarakat. Ranking membaca yang sangat memalukan. Lebih memalukan lagi justru dikalangan pendidikan yang seharusnya menjadi barisan paling depan dalam membaca malah sebaliknya. Jika jaman dulu setiap malam anak-anak senantiasa berada di depan lampu “cempor” untuk membaca buku, justru dijaman yang terang benderang ini anak-anak terbius oleh televisi, handphone, dan game online.
Untuk memecahkan keterpurukan membaca tersebut, kemendikbud  berupaya meningkatkan minat baca pelajar melalui Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Anjuran tentang GLS tertuang dalam Permendikbud RI Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti, mengisyaratkan pengembangan dan pembelajaran, khususnya potensi unik dan utuh setiap anak melalui kegiatan wajib pembiasaan membaca buku non-pelajaran setiap hari. Di jawa Barat sendiri telah disiapkan 300 orang guru SD/SMP sebagai penggerak GLS yang telah mengikuti pelatihan pada bulan juni 2016. Juga telah disiapkan sekolah perintis GLS yang pelatihannya akan dilaksanakan pada bulan agustus 2016. Baik penggerak maupun perintis diharapkan dapat memberikan sumbangsih yang positif dalam meningkatkan budaya baca pelajar.
Lalu, bagaimana dengan guru atau sekolah yang tidak termasuk penggerak atau perintis GLS agar gerakan membaca 15 menit setiap hari bagi siswa dapat terlaksana dengan baik ?.
Salah satu jalan adalah dengan “Mendekatkan Buku Pada Siswa”. Maksudnya adalah memudahkan siswa mengakses atau mendapatkan buku. Biasanya ada beberapa siswa yang “alergi” terhadap perpustakaan. Maka dari itu perlu dilakukan beberapa setrategi yang tepat, seperti :
Perpustakaan Kelas. Berisikan buku-buku pelajaran & non pelajaran. perpustakaan kelas didesain semenarik mungkin. Buku-buku harus tersusun rapi setiap pagi. Biasanya setelah pembelajaran keadaan perpustakaan kelas akan berantakan, maka wali kelas dapat membuat kelompok kecil yang bertugas untuk merapikan, atau bisa juga dengan dibuat jadwal piket membereskan perpustakaan kelas seperti jadwal piket membersihkan kelas.
Pojok Baca. Yaitu, tempat baca di luar perpustakaan. Pojok baca dapat dimanfaatkan oleh siswa di sela-sela istirahat. Seluruh warga sekolah-pun dapat memanfaatkan pojok baca tidak terkecuali orang tua yang mengantar siswa. Jika pojok baca tidak memungkinkan karena tidak aman atau rawan hilang dan rusak, maka dapat dibentuk kelompok atau petugas pojok baca. Pojok baca bisa dibuat mobile, dapat dipindah-pindah hanya ada ketika istirahat saja atau ketika petugas pojok baca ada. Petugas pojok baca bisa guru, penjaga sekolah, bisa juga siswa kelompok literasi sekolah.
Mading. Majalah dinding sangat penting di sekolah. Selain sebagai ruang informasi, mading juga merupakan ruang siswa untuk berkreasi. Mading merupakan pameran kecil karya siswa. Karya siswa dapat dipajang di mading sehingga siswa merasa dihargai. Mading juga merupakan media yang sangat efektif untuk meningkatkan minat baca siswa. Space mading yang sangat terbatas hanya dapat memuat informasi yang singkat pula, sehingga siswa yang tidak biasa baca buku pun dapat menyempatkan diri membaca mading. Mading dapat dibuat semenarik mungkin agar tidak terkesan kaku dan membosankan. Biasanya siswa akan tertarik dengan sesuatu yang menarik.
Mungkin banyak hal-hal lain yang dapat dilakukan untuk dapat mendekatkan buku pada siswa. Jika setiap tempat di sekolah selalu ada buku, lambat laun siswa pun akan tertarik untuk membaca buku. Berawal dari membaca koran bekas bungkus gorengan, lama-kelamaan buku segudang diperpustakaanpun dapat dibacanya. Mulai-lah membaca dari sekarang.




Penulis adalah Guru Penjaskes SDN Sukamulya Kec. Bungursari Kota Tasikmalaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SGFA : BERLATIH BERSAMA COACH BONGSU HASIBUAN

SGFA : BERLATIH BERSAMA COACH BONGSU HASIBUAN FUTSAL adalah cabang olahraga yang menjadi trend remaja masa kini. Pelajar SD, SMP, SMA, Hin...