O2SN DAN OLIMPYSM
Oleh : Irvan Kristivan, M.Pd.
Olimpiade
Olahraga Siswa Nasional (O2SN) adalah ajang tahunan yang selalu disambut
gembira oleh para pelajar di seluruh Indonesia. Bukan hanya pelajar, melainkan
guru, instruktur, dan para pelatihpun turut menyambutnya. Berbagai persiapan
telah dilakukan untuk menampilkan pelajar terbaik guna meraih prestasi
tertinggi. H. Yuda Saputra dalam perkuliahan Pascasarjana-UNIGAL mengemukakan
bahwa “pembinaan atlet di usia sekolah adalah hal yang pundamental dalam
pembentukan atlet nasional yang berprestasi”. Pembinaan atlet di usia sekolah
tersebut terbagi menjadi 2 jalur, yaitu melalui jalur sekolah dan jalur non
sekolah. Salah satu kegiatan pembinaan atlet jalur sekolah adalah kegiatan O2SN
yang berjenjang mulai dari tingkat Kecamatan, Kota, Provinsi, sampai tingkat Nasional.
Kegiatanya-pun berkesinambungan setiap tahun.
Namun, ada hal yang
sangat penting yang terkadang dikesampingkan dan bahkan dilupakan oleh para
pembina cabang olahraga (cabor) yang dipertandingkan dalam O2SN, baik itu guru,
instruktur, maupun pelatih. Hal penting tersebut adalah spirit olimpysm. Olimpysm adalah nilai universal dalam kehidupan yang sangat
dijunjung tinggi pada awal sejarah lahirnya olimpiade. Pada masa Olimpiade
Kuno (1300 BC – 776 AD) ada tiga hal
penting yang terjadi, yaitu: 1) selama masa perlombaan berlangsung semua
aktivitas peperangan dan permusuhan dihentikan dan dilarang, 3) para pemenang
sangat dihormati oleh masyarakat Yunani dan 3) diberi gelar PAHLAWAN.
Adapun nilai universal
yang terkadung dalam olimpiade yang
kiranya perlu dipahami betul oleh para pembina O2SN diantaranya :
1.
Mengajarkan pembinaan pribadi manusia
secara terpadu antara fisik, jiwa dan pikiran / akal agar peserta didik kuat
secara jasmani dan rohani.
2.
Memacu upaya peningkatan kualitas hidup
yang lebih baik agar peserta didik mampu berdaya saing secara sehat dalam
menjalani kehidupannya kelak atau yang lebih dikenal dengan istilah citius (tercepat), altius (tertinggi) dan forties
(terkuat).
3.
Mendorong sikap dan karakter hidup
mulia; Menjadi yang terbaik/sempurna (Excellence)
dengan kerja keras dan fokus berlatih, berjuang hingga akhir (pantang meyerah),
dan terus belajar untuk mendapatkan proses yang tepat untuk pencapaian prestasi
terbaik. Saling menghargai diri dan orang lain dan persahabatan (Respect).
Serta selalu bersahabat (Friendship) dengan
orang lain, berempati dan bersimpati kepada orang lain, kerjasama dan saling
mendukung.
Maka dari itu perlu
dicamkan oleh para pembina O2SN bahwa “Anak bermain untuk bergembira”. Jangan
biarkan hanya untuk mengejar prestasi anak merasa tertekan atau terbebani.
Biarkan mereka bermain atau bertanding dengan suka cita. Biarkan anak memilih cabang
olahraga (cabor) yang sesuai dengan minatnya. Jauhkan anak dari rasa pemusuhan,
kebencian, kedengkian, dan dendam. Ajarilah anak bahwa semua adalah teman,
ingatkan bahwa “LAWAN dilapangan adalah KAWAN bertanding”.
Dengan demikian
prestasi bukan tujuan akhir dalam O2SN. Justru sebagai awal perjalanan anak
untuk menjadi manusia yang lebih baik dalam berbagai hal.
Penulis
adalah
anggota Forum GUMEULIS dan sekretaris IGORA Kota Tasikmalaya. Mengajar Penjaskes
di SDN Sukamulya Kecamatan Bungursari UPT Dinas Pendidikan Wilayah Barat Kota Tasikmalaya.
Terbit di Kabar Priangan, Jum'at 1 April 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar